Saya dengan Jaket Putih

Saya dengan Jaket Putih
Orang yang banyak ketawa itu kurang wibawanya. Orang yang suka menghina orang lain, dia juga akan dihina. Orang yang mencintai akhirat, dunia pasti menyertainya. Barangsiapa menjaga kehormatan orang lain, pasti kehormatan dirinya akan terjaga. (Sayidina Umar bin Khattab)

Kamis, 12 Juli 2012

"18 ++ Forever Love", Dari Remaja Tentang Remaja


 2
 
 8
image
JAKARTA, suaramerdeka.com - "Kehilangan adalah bagian dari kehidupan". Kalimat itu dikatakan Mila (Kimberly Ryder) kepada kekasihnya Kara (Adipati Dolken) dalam keadaan sekarat, beberapa saat sebalum maut menjemputnya dengan cara yang paling santun, pelan-pelan.
Selanjutnya, sebagai sebuah film remaja 18 ++ Forever Love, arahan Nayato Fio Nuala mulai mengurai solusinya. Film produksi PT. Kharisma Starvision Plus ini, sebagaimana film produksi mereka sebelumnya berjudul 18 + True Love Never Dies, masih mengalir dengan cara remaja, enteng, menyenangkan tapi tetap menyisipkan pesan-pesan yang mengajak penontonnya ke arah kebajikan.
Caranya, dengan merepresentasikannya pada tokoh Kara, seorang cucu dari tokoh Opa (Roy Marten) yang kekayaannya tak berbatas langit. Kara yang bersobat Maxime (Pascal), Ruben (Jordi Onsu), Martin (Rozy Mahalli), Traci (Yessy Iona) serta Scarlet (Gege Eliza) yang juga kekasihnya, akhirnya harus mengubah jalan hidup mewah dan suka-sukanya, ketika Opanya menghentikan semua subsidi kemewahan kepadanya.
Dari sinilah cerita bermula, ketika Kara yang tampan, nakal dan gaul harus membalik hidupnya yang serba berkelebihan menjadi serba berkekurangan. Terlebih ketika dia bersua Mila (Kimberly Ryder), seorang penjaja roti di sebuah terminal bus, yang mampu menghidupi ibu dan anaknya. Penjaja roti yang ayunya tidak ketulungan ini, juga mempunyai kecantikan hati yang tak tertandingi. Sebab, sebilah hatinya telah dia transplantasikan kepada adiknya Sasi (Reska Tania) yang mempunyai kelainan hati.
Transformasi perubahan cara berpikir dan bertindak tokoh Kara itulah yang menjadi menu utama film ini. Dan usia 18 tahun dijadikan batu loncatan perubahan dari seorang remaja galau, menjadi berkepribadian. Cassandra Massardi yang menulis skenario film ini, menurut Chand Parvez Servia, produser Starvision Plus, dinilai berhasil mengusung pesan pencarian jati diri dengan baik. Meski tentu saja jauh dari sempurna ketika skenario itu dieksekusi Nayato dalam cara penyampaiannya.
Meski Anto Hoed dan Melly Goeslow sebagai music director, dan telah menciptakan dua original soundtrack --serta dinyanyikan Kimberly sendiri-- yang lumayan cukup mewarnai film itu. Walau terlalu banyak repitisi di banyak adegan dengan balutan musik yang sama. Meskipun demikian, film yang akan edar mulai 18 Juli ini, diharapkan Chan mampu memberikan pesan kebaikan kepada penonton remajanya, untuk tidak bersegara mencari jati diri mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar